Sebelum tahun 1972, wilayah Desa Talagamori masih berupa hutan belantara. Sejumlah pendatang dari wilayah Makian dan Kayoa, khususnya dari Desa Larombati, mulai membuka dan menempati wilayah tersebut. Tokoh-tokoh awal yang datang antara lain: Rajai Bakar, Hadat Obos, Salim Umar, Umar Hamba, Aman Adam, Umar Abas, dan Hi. Ali Tahara.
Awalnya mereka tinggal di Dusun Bale, bagian dari Desa Payahe, dan ikut membangun sekolah dasar. Namun karena merasa terpinggirkan, mereka pindah ke wilayah Tabobo dan bergabung dengan masyarakat Toseho, sambil tetap bertani di wilayah Talagamori.
Nama "Talagamori" berasal dari bahasa Tidore: "Ge talaga rimoi re" yang berarti "Ada sebuah telaga di sini." Kata "mori" berarti satu, sehingga Talagamori dapat diartikan sebagai “sebuah telaga yang airnya tenang menghanyutkan.”
Para sesepuh kemudian mengadakan sarasehan dan menetapkan nama Talagamori untuk wilayah tersebut, serta mengangkat Aman Adam sebagai pemimpin pertama. Bangunan umum pertama yang didirikan adalah musala Nurul Yaqin, yang digunakan tidak hanya oleh warga Talagamori, tetapi juga oleh masyarakat sekitar seperti Dusun Bale dan Tului.
Sebelum menjadi desa sendiri, Talagamori merupakan bagian dari Desa Toseho bersama Dusun Tului (Ake Caga) dan dikenal sebagai Dusun Ake Talaga. Pada tahun 2012, Dusun Talagamori resmi dimekarkan menjadi Desa Talagamori.
Kepala Desa Talagamori:
-
Mohtar Thaib, AMP (2012–2013, Karteker)
-
Abdullah Salasa (2013–2019)
-
Iswan Jafar (2019–2027)
Seiring perubahan struktur pemerintahan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014, Desa Talagamori kini terbagi menjadi dua dusun: Dusun I dan Dusun II, untuk memperlancar administrasi, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.